Brief Review Buku “Jakarta Undercover”

Buku Jakarta Undercover,  buku tersebut merupakan kumpulan artikel yang ditulis Moammar Emka tentang kehidupan malam di Jakarta. Artikel-artikel tersebut sebagian termuat di Majalah Popular di akhir 90an. Pada masanya, buku ini menjadi fenomena karena cerita tentang gaya hidup dan seks masih tabu dibicarakan. Cerita-cerita seperti Pajero goyang, Sex Sandwich Sashimi Girl, perempuan-perempuan Burespang (bubaran restoran Jepang), sempat menjadi kisah yang bikin heboh.

Moammar Emka menulis secara blak-blakan tentang pengalaman mengarungi dunia malam Jakarta, bukunya yang sensasional menjadi salah satu bacaan terlaris di Indonesia. Ibu kota memang keras, dia bekerja keras dan bermain juga keras. Dan kita diajak mengenal lebih dekat kota ini dari sisi terburuknya. Sehingga kita bisa menghargai Jakarta sampai ke lapisan-lapisannya yang paling rendah sekalipun. Karena memang, at heart, TENTANG RESPEK, RASA PERCAYA, DAN CINTA. Jakarta adalah kota yang menyimpan entah berapa juta rahasia yang sensual dan hedonis. Jika menilik kembali ke buku, kisah gaya hidup esek-esek ditampilkan dengan begitu meyakinkan. Moammar Emka memang cukup sukses menceritakannya dengan detil. Ketika membaca bukunya, kita terasa seperti dibawa ke pesta erotis yang waktu itu sulit dibayangkan ada di Indonesia. 

Cerita bermula pada kehidupan seorang pemuda bernama pras seorang pria pendatang yang mengadu nasib jadi wartawan di Jakarta  yang berasal dari Jawa Timur. Ia idealis, suka mimik berkaleng-kaleng Heineken 0% (wong ya belinya di minimarket), tinggal di rumah susun yang penuh panci-panci bergelantungan, kelihatannya enggak suka bergaul, dan setiap malam ditelpon ibunya untuk diingatin solat. Di ceritakan juga ia pada awalnya menulis tentang kehidupan-kehidupan anggota DPR, baik yang sedang fenomenal maupun yang tertimpa isu-isu miring. Menulis untuk kebutuhan sebuah perusahaan media cetak yang lumayan ternama di kota Jakarta.

Ngerasa gak berguna nulis artikel titipan pencitraan melulu, Pras ingin ngelakuin sesuatu yang signifikan. Pertama kali ketemu Pras, kita melihat dia dalam keadaan lagi lesu-lesunya; dia males ngerampungin artikel wawancara pejabat, kerjaannya minum bir dan tidur, dia boongin ibunya yang senantiasa nelpon nanyain keadaan Pras. Pada suatu malam kala itu pras tak sengaja menyelamatkan seorang banci bernama Awink yang sedang di gaduh dan dipermainkan oleh para preman. Dari keterkaitan dengan peristiwa tersebutlah membuat ia membuka sebuah jalan baru di kehidupan kota Jakarta. Perkenalan dengan banci tersebut membuat nya merambah dunia malam di Jakarta.

Kesempatanlah yang kemudian datang kepada Pras. Serangkaian adegan ‘aslinya gak niat nolong orang’ juga menghantarkan dirinya masuk ke dalam inner circlese orang ‘organizer’ acara-acara underground di Jakarta. Memanfaatkan pertemanannya dengan Yoga, juga dengan Awink, Pras dapet akses keluar masuk berbagai party.

Dia diam-diam menulis tentang kehidupan malam yang baru kali ini dia kenal. Tapi tentu saja, things menjadi complicated. Masalah etika masuk di sini. Pras ngerasa bersalah saat tulisannya akan turun cetak. Tak pelak keadaan menjadi berbahaya, karena dunia underground tersebut enggak suka diekspos ke cahaya. Dalam dunia yang mestinya tertutup rapat, kepercayaan adalah hal yang utama, terutama bagi Yoga yang bukan orang sembarangan. I mean, oh man, jika saja Yoga tahu – dan Pras sadar – bahwa ternyata mereka menyintai wanita yang sama.

Add a Comment

Your email address will not be published.