Resensi Novel “Cantik Itu Luka”

 

  1. Identitas Buku
  • Judul : cantik itu luka
  • Peresensi : Yuliana Tahir (Akuntansi, 2017)
  • Pengarang : Eka Kurniawan
  • Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
  • Jumlah halaman : 479
  • Tahun terbit : 2015

 

  1. Sinopsis

Diakhir masa kolonial seorang perempuan bernama Dewi Ayu dipaksa menjadi pelacur. Dewi ayu adalah seorang anak dari sepasang saudara beda ibu,  Henri dan Aneu Stamler. Kedua orang tuanya menitip Dewi Ayu dalam sebuah keranjang yanng diletakkan di depan rumah kakek neneknya. Dan kemudian pergi ke Eropa.

Ketika Belanda kalah dari peperangan banyak orang belanda yng memilih untuk pergi dari Indonesia menghindari bangsa Jepang tak terkecuali keluarga Dewi Ayu, mereka memilih pergi dengan kapal terakhir namun sayang kapal yang mereka tumpangi berpapasan dengan kapal milik jepang, mereka pun ditenggelamkan tanpa perlawanan. Namun, tentu saja Dewi Ayu tidak berada dalam kapal tersebut, meski telah dipaksa pergi meninggalkan Halimunda oleh keluarganya, ia tetap ngotot untuk berada disana “bagaimanapun seorang stamler harus berada disini” ucanya keras kepala.

Pada zaman penjajahan jepang, satu persatu orang belanda ditangkap dan dikirim ke Bloedenkamp sebuah penjara yang sangat menjijikan dan penuh sesak dengan tahanan, terutama Dewi ayu. Mereka mengalami kelaparan dan banyak yang terserang penyakit. Setelah penderitaan itu, Dewi Ayu beserta 19 gadis cantik dibawa paksa oleh jepang kesebuah rumah rumah pelacuran Mama Kalong. Sikapnya yang tenang membuatnya cepat akrab dengan Mama Kalong. Ia menjadi primadona di tempat pelacuran itu karena kecantikannya, banyak lelaki yang rela antri demi tidur dengan Dewi Ayu. Akibatnya ia melahirkan 4 orang putri. Ketiga putrinya diberkahi paras yang sangat cantik. Mereka tak lain adalah alamanda. Alamanda menikah dengan Shodanco, ia tidak mencintai lelaki itu, lelaki yang telah memperkosanya. Hingga memiliki seorang putri cantik bernama Nurul Aini. yang keduanya bernama Adinda, ia menikah dengan Kamerad Kliwon, pria yang dicintai dan mencintai kakaknya Alamanda, mereka memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Rengganis. Ketiga adalah Maya Dewi yang dinikahkan oleh ibunya sendiri saat masih berumur dua belas tahun dengan lelaki yang bernama Maman Gendeng, mereka hidup dengan ditemani oleh seorang putra mereka yang bernama Krisan. Namun kejadian-kejadian buruk selalu menimpa mereka, kecantikan mereka memang telah dikutuk oleh roh jahat Ma Gedik lelaki tua yang  dinikahi oleh Dewi Ayu. Lelaki tua itu adalah Mantan pacar Ma Iyang neneknya, yang telah direbut paksa oleh kakek Dewi Ayu untuk dijadikan gundik. Pernikahan Ma Gedik dengan Dewi Ayu membuat Ma Gedik semakin tidak beres  hingga akhirnya mmemutuskan untuk bunuh diri dengan menerjunkan dirinya ke sebuah bukit, persis yang dilakukan Ma Iyang beberapa tahun lalu.

Kecantikan putri Alamanda dan Maya Dewi membuat banyak lelaki menginginkannya. Tak terkecuali Krisan sepupu mereka sendiri, yang menginginkan tubuh Rengganis, tetapi mencintai Nurul Aini. Karena tidak tahan akan godaan, iya akhirnya menghamili Rengganis.  Rengganis yang hanya menyebutkan kata anjing ketika ditanya oleh orang-orang perihal siapa yang menghamilinya, akhirnya dipaksa menikah dengan orang yang tidak ia sukai membuatnya lari kehuutan sehari sebelum ia melahirkan. Membuat Nurul Aini sakit dan akhirnya meninggal karena mencemaskannya. Hal itulah yang membuat Krisan akhirnya membunuh Rengganis yang diam-diam datang kekamarnya setelah bebrapa hari menghilang dan melemparkan mayatnya kelaut. Setelah membunuh Rengganis iya akhirnya kembali, kemudian turun dari perahunya. Ia bertemu dengan seorang nelayan yang bertanya perihal apa yangn ia lakukan dengan perahu tanpa seekor ikanpun. Ia dengan santai menjawab “membuang mayat”. Membuat sang nelayan tertawa dan menganggap bahwa Krisan telah patah hati karena kekasih yang cantik sehingga menyarankannya mencari wanita yang jelek. Ia akhirnya menemukan wanita buruk rupa namanya Cantik tak lain adalah bibinya sendiri putri keempat dari neneknya Dewi Ayu. “apa yang salah dengan perempuan buruk rupa? Toh mereka bisa dientot layaknya perempuan cantik” katanya dalam hati. Hingga suatu ketika Cantik terus mendesaknya dengan pertanyaan yang sama, “kenapa kau menginginkan aku?”. Merasa terdesak akhirnya krisan menjawab, “sebab cantik itu luka”.

 

  1. Kelebihan

Penulis mampu menyajikan berbagai rentetan kisah secara menarik,  membuat saya sebagai pembaca terus menerka tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Kisah yang menyangkut banyak hal, banyak pesan moral. Seperti halnya pandangan lelaki tentang wanita cantik, tentang akibat yang harus ditanggung dari sebuah perbuatan. Juga berbagai rentetan kisah tentang  penjuangan atas dasar kemanusiaan yang akhirnya harus dibayar nyawa. Ataupun kisah perjuangan tempo dulu.

 

Kekurangan

Menurut saya permainan alur oleh  penulis cukup membuat bingung pada awalnya. Selain itu kata-kata yang penulis gunakan cukup berani, seperti ngentot, selangkangan, ataupun kata-kata fulgar tanpa filter yang banyak terdapat dalam buku ini. Dalam buku ini pun banyak kisah yang masih membuat saya pribadi sebagai pembaca merasa bingung seperti kejadian waktu sicantik hanya terlihat biasa saja setelah melihat ibunya bangkit dari kubur setelah 21 tahun meninggal.  Ataupun kisah lainnya yang akan cukup panjang jika saya tuliskan.

 

Novel cantik ituk luka, adalah novel pertama yang saya baca yang memainkan alur sedemikian rupa. Membuat bingung namun tetap ngotot untuk lanjut membaca. Good job Eka Kurniawan(PENULIS)

Novel cantik itu luka saya sangat rekomendasikan untuk dibaca

Selamat mencari….

 

“tak selamanaya cantik itu membahagiakan, bisa saja cantik itu luka

Terima kasih

Add a Comment

Your email address will not be published.