Cerita Tentang PATS

Di bulan November yang dihiasi dengan Pengaderan Awal Tingkat Senat (PATS) membuat hari – hari ku lebih bermakna. Bisa dibilang pengaderan tahap pertama ini sangat berkesan karena banyak hal-hal yang baru bagi saya.  Awalnya alasan saya mengikuti pengaderan ini hanya karena ikut-ikutan saja tetapi seiring berjalannya waktu, saya berpikir bahwa banyak hal-hal positif yang saya dapatkan dari kegiatan ini.

Hal pertama yang saya sukai adalah buku hitam putih. Awalnya saya merasa kalau buku ini sangat menggangu karena kita harus meminta tanda tangan sekaligus diskusi kepada peserta dan anggota Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (Kema FEB-UH) yang pastinya  akan memakan banyak waktu. tetapi perasaan itu hilang ketika saya memulai diskusi yang serius dan menyenangkan dengan beberapa anggota Kema FEB-UH. Hal kedua yang saya sukai adalah studi lapangan. Jujur, saya lebih menyukai kegiatan outdoor seperti ini, karena memiliki tingkat tantangan yang lebih sulit. Namun, hal yang sangat disayangkan adalah batas waktu yang diberikan terlalu singkat. Terakhir, yaitu latihan item. Masing – masing peserta memilki item yang harus ditampilkan saat hari-H pengaderan. Item teatrikal yang menjadi pilhanku saat itu, berkolaborasi dengan akustik dan musikalisasi puisi.

Pra-PATS yang diadakan 2 hari pada hari Sabtu dan Minggu, diisi dengan 4 materi yaitu kemanusiaan, kesadaran kritis, kemahasiswaan, dan kelembagaan. Banyak keluhan yang terdengar saat Pra-PATS berlangsung yaitu penyediaan komsumsi yang tidak sediakan oleh panitia dan peserta memilih untuk mengumpulkan uang dan memberikannya kepada pendamping untuk dibelikan makanan. Perasaan tidak enak pun muncul kepada kakak pendamping karena mereka pasti lelah memenuhi permintaan kami yang begitu banyak saat di kampus.

Hari demi hari kulewati dengan sadar dan ternyata PATS sudah di depan mata. Sehari sebelum PATS, saya merasa takut dan susah tidur karena banyak pengalaman yang mengerikan diceritakan senior mengenai PATS terbayang dikepala. Tapi saya tidak sepenuhnya percaya apabila belum merasakan sendiri. Keesokan harinya, kami harus kumpul sebelum jam 06.30 WITA di kampus mengenakan pakaian hitam putih. Ditemani 2 sahabat, saya berangkat dari jalan sahabat ke kampus berjalan kaki dan saat sampai di gerbang ada senior yang menyuruh kami untuk berjalan cepat karena kami sudah terlambat padahal saat saya melihat jam, masih jauh dengan waktu yang ditentukan.  Agenda pertama adalah pengumpulan di parkiran fakultas ekonomi dan bisnis. Di hari pertama, banyak yang terlambat dan mendapat hukuman. Selanjutnya kami senam pagi, yang dipimpin oleh peserta yang bersedia.

Singkat cerita, hal yang paling berkesan saat PATS bagiku adalah bedah film dan penampilan item. Film yang berjudul “Alangkah Lucunya Negeri ini’ membuat banyak peserta menangis termasuk saya.

Penampilan item yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang membuat jantungku berdegup kencang. Penonton sangat antusias dengan berteriak-teriak mulai dari kami masuk sampai kami selesai tampil. Sampai ke penghujung acara yang ditutup oleh WD 3, perasaan lega menghampiri. Pengaderan ini ternyata tidak sesuai dengan apa yang dikatakan orang-orang selama ini yang berpikir bahwa pengaderan ajang perpeloncoan mahasiswa baru.

SCARCTY 2017

SCARCITY SANA…. PIU

SCARCITY SINI…… PIU

KASIH KI SEMANGAT…. PIU, KASIH KI SEMANGAT… PIU PIU

SCARCITY, KITA LANGKAH KARENA KITA PILIHAN

OAA…….. OEE…….

 

Oleh: Dinda Masyta. Akuntansi, 2017.

Add a Comment

Your email address will not be published.